Menciptakan lingkungan kerja yang mencegah kelelahan, kondusif untuk produktivitas, melibatkan karyawan, dan memperhatikan kepuasan kerja secara keseluruhan, sangat penting untuk mencegah lelah fisik dan mental dalam bekerja atau disebut burnout. Tidak ada manajer, Co-Founder, atau CEO ingin kehilangan bakat yang terbaik hanya karena masalah ini. Namun, sebagian besar tidak tahu bahwa karyawan mereka telah mengalami hal ini terlalu lama sampai akhirnya terlambat.
Merekrut karyawan baru dan sesuai dengan kualifikasi yang diinginkan untuk menjalankan perusahaan dengan baik itu cukup sulit. Maka mempertahankan karyawan yang sudah ada dan teruji track record-nya selama bekerja merupakan hal yang harus diperhatikan oleh pengusaha agar kegiatan perusahaan itu tetap berjalan sebagaimana mestinya. Namun hal yang demikian itu kurang mendapat perhatian bagi pengusaha. Karena ada sebagian pengusaha yang berpikiran bahwa banyak manusia yang mencari kerja agar tidak menganggur. Kenyataannya hal seperti inilah yang menyebabkan perusahaan tersebut dalam keadaan stagnan tidak menunjukkan kemajuan.
Menciptakan kenyamanan kepada karyawan adalah hal yang mesti dilakukan oleh pengusaha untuk mencegah yang disebut dengan burnout. Cara untuk melakukan pencegahan tersebut dapat dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut :
1. Realistis ketika menetapkan tugas
Mendelegasikan sejumlah pekerjaan yang menantang, tapi tidak berlebihan.
2. Fleksibel
Memastikan bahwa setiap anggota tim Anda berada dalam posisi yang membuat mereka bersemangat. Buat posisi baru atau membiarkan karyawan pindah untuk posisi yang berbeda jika mereka merasa lebih bergairah dan percaya diri mengerjakan hal tersebut.
3. Biarkan Karyawan memiliki ‘sampingan’
Mengizinkan karyawan untuk bekerja pada sebuah ‘proyek sampingan’ yang berhubungan dengan pekerjaan. Ternyata, beberapa ide paling inovatif Google berasal dari proyek sampingan karyawan.
4. Terapkan waktu kerja yang wajar
Pastikan juga mereka mudah mengajukan cuti sakit serta mengambil cuti tahunan.
5. Istirahat cukup
Dorong anggota tim untuk memanfaatkan istirahat makan siang satu jam penuh. Serta ingatkan untuk sekali-sekali istirahat 15 menit, untuk sekedar berjalan-jalan, meregangkan tubuh atau main telepon genggam.
6. Penyesuaian
Ketika batas waktu kerja tidak realistis, ubahlah. Jika ternyata seseorang yang ditugaskan bukan orang yang tepat untuk pekerjaan itu, rombak kembali.
7. Pastikan setiap anggota tim memiliki deskripsi pekerjaan yang spesifik
Pastikan karyawan memahami peran mereka, dan menyadari kontribusi yang diharapkan perusahaan. Pastikan bahwa ada dana yang cukup untuk menjalankan strategi secara efektif. Berikan dukungan yang cukup. Manajer harus menghabiskan waktu mendengarkan dan menangani masalah karyawan. Buat budaya suportif dengan meluangkan waktu untuk mengenal setiap karyawan pada tingkat pribadi. Membawa mereka keluar untuk makan siang secara individual dan berbicara tentang topik yang terkait non-bisnis.
8. Penghargaan
Berikan penghargaan, reward, dan promosi yang sesuai, kontribusi masing-masing karyawan kepada perusahaan harus diakui.
9. Kenali rasa frustasi mereka
Ketika seorang karyawan kerap menyampaikan rasa frustrasi atau kekhawatiran, tangani hal itu dengan segera. Pastikan bahwa mereka tahu tindakan yang tepat atau memberikan penjelasan mengapa tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka. Berikan informasi tentang kejenuhan dan bagaimana karyawan dapat mencegahnya.
Leave a Reply