Selain mesti terampil secara teknis (hard skill), dunia kerja hingga menjalani usaha juga membutuhkan keterampilan nonteknis atau soft skill seseorang.
Keterampilan soft skill adalah hal yang biasa saja tapi menjadi sesuatu yang luar biasa.
Soft skill ini bisa berupa kecakapan dalam menghadapai sesuatu yang dinilai menjadi pendorong bagi karier seseorang. Atau, kecakapan dalam komunikasi: baik berbicara maupun mendengar.
Selain itu soft skill juga dibutuhkan untuk dapat mengaplikasikan kemampuan akademik agar bisa diaplikasikan dengan baik. Untuk itu, generasi muda sebaiknya mulai mempersiapkan dan mengasah soft skill mereka sejak dini.
1. Dear Milenial, Ini 5 Soft Skill yang Mesti Dikuasai Dengan bermodalkan ijazah dan minim pengalaman, tentunya butuh kesabaran tinggi untuk bisa diterima bekerja.
Namun demikian, hal tersebut tidaklah menutup peluang, ada banyak cara untuk mendapatkan pekerjaan pertama mereka.
Oleh karena itu, dengan mempelajari hal-hal yang akan mendukung seperti dengan mulai mempersiapkan soft skill agar meningkatkan kemampuan individu. “Terkait berbagai masalah yang akan timbul dari pekerjaan tersebut, maka kita harus dituntut untuk memiliki skill problem solving agar permasalahan dapat terselesaikan seefisien mungkin,” tulis Kompasianer Renaldi Fadliansyah.
2. Dear Sales, Bangunlah “Winning Attitude” agar Sukses Closing Customer
Bukan hanya tidak memiliki kemampuan menjual, tetapi para sales juga sering kali gagal membangun winning attitude kepada calon pembeli maupun diri sendiri. Sales itu harus punya mental pemenang, berjiwa besar pada saat jatuh ataupun gagal, hingga mampu bangkit juga tidak mudah putus asa. Makanya, sebagai sales mesti memiliki komitmen dan totalitasnya dalam hal winning attitude ini. “Dengan sepenuh hati dan pikiran untuk menebus kegagalan tersebut, segera bangkit dengan menguatkan winning attitude,” tulis Kompasianer Sigit Eka Pribadi.
3. Pulang dari Jepang, Kini Jualan Durian Kompasianer Junanto Herdiawan pada 2012 lalu sempat berkunjung ke Jepang dan mengisi sebuah seminar wirausaha. Di antara banyak peserta seminar, ada Duha dan kawan-kawannya dari Osaka untuk mengikuti.
Tugas Duha saat itu adalah memotong besi, tulis Kompasianer Junanto Herdiawan, ia bekerja dan mencari pengalaman di Jepang selama 3 tahun.
Namun, setelah pulang ke Indonesia Duha memulai bisnis konveksi, mulai dari pakaian, kaos, topi, dan sejenisnya.
Leave a Reply