Kebanyakan dari kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah entrepreneur. Ya, sudah sejak lama bidang tersebut dibicarakan sebagai salah satu profesi penting yang mampu menjadikan seseorang berdikari sekaligus memacu kondisi keuangan masyarakat secara umum. Alasannya karena entrepreneur mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru membukakan jalan bagi banyak orang untuk bisa mendapatkan penghasilan.
Namun, tahukah kamu jika ada satu jenis entrepreneur yang tidak hanya melakukan aktivitas berdagang, tapi juga berusaha memberikan manfaat yang baik kepada lingkungan sosial? Istilah tersebut dikenal dengan social enterprise dan sebenarnya sudah sering digaungkan oleh banyak orang. Termasuk, influencer dan orang terkemuka lainnya.
Kita memahami entrepreneur sebagai suatu aktivitas pekerjaan yang keren karena mampu memenuhi kebutuhan dengan kemampuan sendiri, tanpa harus bergantung pada gaji dari orang lain. Biasanya, seorang entrepreneur memiliki tujuan untuk mengembangkan sebuah merek bisnis agar dikenal oleh banyak orang dan berakhir memberikan keuntungan sebanyak-banyaknya.
Nah, dengan menjalani social enterprise, kamu tidak hanya berdagang untuk mendapatkan keuntungan guna mencukupi semua kebutuhanmu. Tetapi juga mengemban tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan sosial di lingkungan sekitarnya. Terkesan jauh lebih keren dan mulia ketimbang sekadar menjadi pebisnis biasa, bukan?
Sebenarnya, aktivitas mirip social enterprise ini sudah acap kali dilakukan oleh sejumlah organisasi nonprofit. Pengaruh dari organisasi-organisasi inilah yang mungkin menjadi pemicu bagi tak sedikit pengusaha muda untuk mendirikan bisnis, sekaligus organisasi sosial.
Jadi, seperti apa sih praktik dari social enterprise ini? Daripada bingung dan bertanya-tanya, cermati dulu yuk pembahasan tentang apa itu social enterprise dan beberapa perusahaan yang sukses menekuni bidang bisnis tersebut berikut ini.
Apa Itu Social Enterprise?
Perusahaan sosial atau social enterprise adalah suatu ide berbisnis dengan menggabungkan konsep dasarnya yaitu mencari keuntungan, dan kewajiban manusia untuk saling membantu dan berguna bagi lingkungan sosial. Dengan mengusung konsep ini, sebuah perusahaan akan memaksimalkan pendapatan, sekaligus menjalankan manfaatnya yang bisa diberikan pada masyarakat atau lingkungan sekitar.
Dalam kata lain, prinsip dasar dari social enterprise adalah menghasilkan keuntungan melalui berbisnis dan memutarnya untuk mendanai berbagai program sosial yang telah direncanakan. Jadi, hasil penjualan dari berbisnis tidak sekadar masuk ke rekening pemilik dan dinikmati oleh satu pihak saja. Keberadaan perusahaan atau suatu bisnis tersebut akan lebih terasa bagi orang lain secara umum.
Sejarah Terciptanya Konsep Social Enterprise
Konsep bisnis social enterprise pada awalnya berkembang di Inggris sekitar tahun 1970-an. Metode berbisnis tersebut ternyata mempunyai respon balik terhadap Traditional Commercial Enterprise, model bisnis yang hanya mementingkan keuntungan pemilik modal suatu perusahaan.
Posisi dari social enterprise ini netral, tidak condong ke sebuah korporasi maupun aktivitas sosial selayaknya organisasi nonprofit. Pelaku konsep bisnis ini mengusahakan keseimbangan antara mendapatkan keuntungan serta membiayai sebuah tujuan sosial. Sebagai contoh, menyediakan tempat bernaung bagi keluarga dengan penghasilan rendah dan menyelenggarakan pelatihan kerja guna memudahkan potensi mendapatkan pekerjaan.
Dana yang digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas sosial tersebut tentu berasal dari hasil keuntungan dari produk yang dijual. Karena semakin populer dan digandrungi, konsep bisnis ini mulai banyak dipahami oleh orang dari luar negeri dan terus berkembang semakin pesat hingga detik ini.
Beberapa Bidang yang Bisa Dipilih Sebagai Fondasi Membangun Perusahaan Sosial
Ada banyak permasalahan sosial yang mampu dipecahkan dengan mendirikan perusahaan sosial. Pada dasarnya, segala hal yang mengganjal pikiran kamu terkait lingkungan atau sosial dapat menjadi latar belakang untuk mendirikan social enterprise. Namun, secara umum, terdapat 4 hal yang seringkali menjadi pemicu dan penggerak untuk mendirikan perusahaan sosial, antara lain:
- Menciptakan Energi Terbarukan dan TerjangkauWalau telah memasuki era digital, ekonomi digital saat ini masih bergantung pada energi fosil. Ditambah dengan emisi rumah kaca, perubahan iklim menjadi masalah yang sulit untuk terelakkan. Oleh karena itu, upaya untuk mendukung terciptanya sumber energi yang terbarukan dan lebih terjangkau tengah marak dilakukan.
- Mendorong Terciptanya Lapangan Pekerjaan dan Pertumbuhan EkonomiBidang lain yang menjadi alasan utama didirikannya social enterprise adalah demi terciptanya lapangan pekerjaan yang layak serta pertumbuhan ekonomi. Jadi, dengan menjadi wirausahawan dan juga menciptakan kesempatan kerja, masalah pengangguran, kerja paksa, hingga perdagangan manusia dan perbudakan dapat diupayakan peniadaanya.
- Konsumsi serta Produksi dengan Bertanggung JawabTren dunia terhadap conscious shopping atau pemahaman pada produk yang dibeli perlu diproduksi dengan cara yang baik pula juga telah sampai kepada konsep bisnis ini. Agar pertumbuhan ekonomi berkesinambungan dapat tercapai, diperlukan perubahan pada tata cara produksinya.Contoh dari permasalahan ini adalah sistem irigasi pertanian memakan sekitar 70 persen penyerapan air yang dilakukan manusia. Produksi dan konsumerisme berlebihan juga menjadikan banyak produk pertanian tak terpakai hingga membusuk. Belum lagi produk yang terbuang dari industri makanan. Seperti, restoran dan supermarket. Nah, melalui social enterprise, kamu bisa turut mendukung produksi serta konsumsi dengan lebih bertanggung jawab.
- Aksi Nyata terhadap Pencegahan Climate ChangeUmat manusia tengah dihadapkan pada risiko terbesar berupa perubahan iklim. Dampaknya pun menyebar dengan sangat cepat dan begitu luas akibat emisi karbon yang semakin melonjak di dekade terakhir turut meningkatkan temperatur global dan mencairkan lautan es. Karena permasalahan tersebut, setiap bisnis diharapkan mampu berkontribusi dalam mengurangi efek perubahan iklim ini. Selain itu, dibutuhkan perhatian serta dukungan agar masalah ini dapat teratasi dengan lebih efektif.
Perbedaan Social Enterprise dengan Foundation dan CSR
Setelah memahami definisi dari social enterprise di atas, mungkin muncul pertanyaan dalam benak kamu, apa perbedaan konsep berbisnis ini dengan CSR atau foundation? Mudah saja, ada sejumlah hal yang membedakan social enterprise dengan CSR maupun foundation.
Kamu pasti pernah mendengar, atau setidaknya melihat tentang diadakannya program CSR dari sebuah korporasi besar. Program tersebut merupakan kegiatan timbal balik terhadap izin dan juga proses bisnis yang diberikan pada suatu komunitas.
Leave a Reply