Akhir-akhir ini banyak startup, khususnya di bidang teknologi, yang mulai mengaplikasikan skalabilitas dalam bisnis mereka. Berbagai alasan muncul, mulai dari efisiensi hingga peningkatan performa bisnis. Namun satu yang jadi tujuan mereka: kemajuan startup itu sendiri.

Skalabilitas pada sebuah bisnis memang menjanjikan sebuah startup untuk dapat menghasilkan profit serta valuasi besar terhadap bisnis mereka. Sayangnya, tidak semua tipe startup harus memaksakan diri untuk memasukkan skalabilitas ke dalam startup mereka. Bahkan ada tipe startup yang justru tidak cocok untuk mengimplementasikan skalabilitas ke dalam model bisnis mereka.

Lalu, bagaimanakah cara mengetahui apakah startup Anda benar-benar butuh skalabilitas untuk mengembangkannya?

Akhir-akhir ini, mulai banyak tekanan pada pebisnis muda. Tekanan tersebut adalah usaha dalam membangun skalabilitas pada startup, bukannya fokus terhadap usaha mereka dengan menggunakan model bisnis yang lain. Padahal, belum tentu sebuah startup membutuhkan hal tersebut untuk dapat maju. Ujung-ujungnya, hal tersebut malah membuang waktu.

Memang benar bahwa banyak venture capital yang malas untuk berinvestasi kepada startup yang tidak memiliki skalabilitas. Meski demikian, asumsi ini masih diperdebatkan dan tentu semua keputusan kembali lagi ke Anda sebagai pemilik startup.

Artinya, Anda tidak perlu mengubah keaslian bisnis Anda. Perlu diingat, bahkan perusahaan venture capital bukanlah sebuah bisnis yang menerapkan skalabilitas pada model bisnis mereka.

Selalu ada pebisnis yang lebih cocok untuk membuat perusahaan web design, clothing label, atau konsultan bisnis ketimbang membuat platform software. Inilah yang menyebabkan kenapa tidak semua startup dapat mengaplikasikan skalabilitas pada setiap model bisnis mereka.

Kembali lagi ke dasar pembentukan sebuah usaha, sebenarnya apa tujuan Anda? Pada dasarnya, ada tiga hal yang harus dipikirkan sebelum memulai sebuah bisnis, antara lain:

  1. Apakah bisnis ini menghasilkan uang?
  2. Apakah bisnis yang Anda bangun akan membanggakan Anda?
  3. Apakah Anda dapat menikmati bisnis tersebut?

Tidak ada penekanan tertentu terhadap tiga poin tersebut. Mana yang lebih penting, bukan jadi persoalan. Yang jelas, ketiga pertanyaan tersebut menjadi sebuah alasan ketika membangun sebuah startup, entah itu karena Anda ingin mendapatkan keuntungan, membuat aset yang dapat dibanggakan, atau mungkin karena Anda ingin menikmati dunia Anda sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>