Kondisi ekonomi perusahaan merupakan suatu hal yang sangat fluktuatif. Kondisi ekonomi ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Banyaknya insiden yang terjadi dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi suatu lingkungan perusahaan. Aspek yang paling mudah dijadikan tolak ukur yaitu pada aspek keuanagan. Insiden yang membawa dampak negatif bagi perusahaan dapat didefinisikan sebagai masa-masa sulit yang merupakan sebuah hal yang pasti dialami oleh perusahaan dan biasanya akan menimbulkan krisis keuangan. Krisis keuangan mengharuskan perusahaan mengambil tindakan tertentu dalam penyelesaiannya. Untuk mengambil tindakan yang diperlukan perlu diadakan analisis yang dalam hal ini bisa dibantu dengan adanya Sistem Informasi Akuntansi. Dalam studi ini, akan dijelaskan bagaimana peran Sistem Informasi Akuntansi yang kuat dalam membantu perusahaan untuk bisa bertahan menghadapi masa-masa sulit.
1. Pendahuluan
Kondisi ekonomi perusahaan merupakan hal yang fluktuatif atau dapat dibilang pergerakannya sangat cepat. Kondisi ekonomi suatu perusahaan ini bergerak dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi pergerakan kondisi ekonomi perusahaan ini seperti pendapatan perusahaan itu sendiri, sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi suatu perusahaan seperti kebijakan-kebijakan pemerintah, kegiatan politik, dan juga ada tidaknya pesaing. Kondisi ekonomi ini bisa bergerak naik dan juga bisa bergerak turun. Bergerak naik dalam artian positif yaitu kondisi ekonomi perusahaan membaik dan bergerak turun dalam artian negatif yaitu kondisi ekonomi perusahaan memburuk yang dapat menyebabkan krisis keuangan. Banyaknya insiden yang terjadi yang bisa menyebabkan krisis keuangan perusahaan perlu di analisis dan dikelola dengan baik. Dengan adanya terjadinya krisis keuangan, mengharuskan para pelaku bisnis untuk mengambil langkah-langkah yang sekiranya diperlukan menyelesaikannya. Pengambilan langkah tertentu diperlukan adanya pertimbangan yang dalam hal ini bisa di dapatkan dengan mengelola informasi dengan efektif, salah satunya mengelola Sistem Informasi Akuntansi.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat menyajikan data-data yang bersifat data keuangan yang diperoleh dari berbagai departemen, yaitu departemen pemasaran, prdoduksi, keuangan dan masih banyak lagi yang selanjutnya data-data yang telah diperoleh dari departemen kemudian diolah menjadi sebuah informasi yang diharapkan bisa membantu dalam hal pengambilan keputusan. Keakuratan informasi yang dihasilkan sangat diperlukan karena akan mempengaruhi pertimbangan pengambilan keputusan. Dalam hal ini Sistem Informasi Akuntansi memegang peran penting dalam membantu managemen mengambil langkah-langkah yang diperlukan dengan tujuan untuk menyelesaikan krisis keuangan di masa-masa sulit perusahaan.
Dalam studi kali ini, pertama akan dibahas gambaran masa-masa sulit seperti apa yang sering dihadapi oleh perusahaan yang biasanya menimbulkan krisis keuangan, kedua akan dibahas mengenai krisis keuangan itu sendiri, ketiga akan digambarkan seberapa besar peran Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang kuat dalam membantu perusahaan dapat bertahan menghadapi krisis keuangan yang di akibatkan oleh masa-masa sulit.
2. Masa-Masa Sulit yang Sering Dihadapi Perusahaan
Sudah merupakan hal yang normal apabila suatu perusahaan mengalami masa-masa yang dianggap sulit. Standar suatu kondisi bisa dikatakan sebagai masa-masa sulit merupakan hal yang subjektif, bisa saja kondisi A bagi satu perusahaan merupakan keadaan normal, dan bagi perusahaan lainnya merupakan kondisi yang mengancam peusahaannya. Namun, tolak ukur suatu keadaan yang sering dianggap sebagai masa masa sulit yaitu biasanya dimana suatu kondisi bisa menyebabkan krisis keuangan. Seperti sekarang yang dapat kita saksikan bersama, sedang marak wabah covid-19 yang dampaknya sudah banyak dirasakan oleh banyak pihak. Besar sekali pengaruh adanya wabah ini terhadap kondisi ekonomi perusahaan. Tidak jarang kabar perusahaan yang mulai melakukan kebijakan phk bagi para pekerjanya dikarenakan tidak adanya pemasukan untuk menggaji karyawan. Dengan adanya wabah ini juga banyak mengakibatkan kerugian yang parah bagi pelaku pelaku usaha baik dari skala besar maupun kecil. Wabah covid ini baru merupakan salah satu masa sulit yang dialami perusahaan. Masih banyak masa-masa sulit lain yang dihadapi perusahaan, seperti contoh simpelnya adanya pesaing berat, adanya kebijakan pemerintah yang bertolak belakang dengan tujuan perusahaan, terjadinya kerugian yang disebabkan oleh satu dan lain hal, yang pastinya hal-hal yang disebutkan diatas memerlukan suatu tindak penyelesaian yang tepat.
3. Krisis Keuangan
Krisis keuangan atau bisa juga disebut krisis financial adalah situasi dengan berbagai institusi atau aset keuangan kehilangan sebagian besar nilai mereka. Pada abad ke-19 dan ke-20, banyak krisis finansial berhubungan dengan kepanikan perbankan dan resesi. Situasi lain yang sering disebut sebagai krisis finansial adalah runtuhnya bursa efek dan krisis mata uang. Yang dimaksud dengan krisis finansial adalah jatuhnya harga-harga aset riil (terutama properti) dan non riil (terutama saham dan surat-surat berharga). Krisis keuangan merupakan mimpi buruk bagi setiap pelaku bisnis. Penyebabnya bermacam-macam, bisa karena faktor internal seperti manajemen arus kas yang buruk, atau faktor eksternal seperti melemahnya perekonomian, musibah seperti bencana alam atau penyakit, dan lain-lain. Jika pengusaha tidak segera melakukan tindakan ketika krisis keuangan melanda, maka kondisi finansial bisnisnya akan semakin parah dan kemudian berakhir pada kebangkrutan.
Untuk menghindari dampak negatif dari krisis keuangan ini, penyebab krisis keuangan yang berasal dari dalam maupun dari luar harus dipantau dengan hati-hati dan juga tindak pencegahan atau penyelesaian harus segera dilakukan. Apabila masih terjadi kegagalan dalam penyelesaiannya, bisa dikatakan dalam perusahaan ini Sistem Informasi Akuntansi masih terabaikan.
4. Sistem Informasi Akuntansi yang Kuat
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut Weygandt dkk (2014:395), sistem yang mengumpulkan dan memproses transaksi-transaksi data dan menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak tertentu disebut dengan sistem informasi akuntansi (accounting information system). Hal serupa juga disampaikan oleh Krismiaji (2015:4), Sistem informasi akuntansi adalah “sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis”. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses dan mengumpulkan data serta transaksi untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihakpihak yang memerlukanya. Bagi perusahaan, Sistem Informasi Akuntansi merupakan hal yang sangat penting, dimana kelengkapan dan keakuratannya sangat diperlukan karena akan dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Keberhasilan perusahaan dalam mengambil keputusan merupakan cerminan Sistem Informasi Akuntansi yang kuat. Karena dalam Sistem Informasi Akuntansi ini semua kegiatan bisnis di rekan dan di daftarkan, yang setelah itu diolah sedemikian rupa yang diperlukan dalam hal merencanakan, mengendalikan, dan memutuskan suatu kegiatan. Adapun Sistem Informasi Akuntansi sendiri bisa dikatan sebagai sitem yang kuat atau berkualitas apabila Sistem Informasi Akuntansi ini memenuhi beberapa kriteria yaitu :
- Relevansi
Relevansi mengacu pada seberapa membantu informasi akuntansi tersebut untuk proses pengambilan keputusan keuangan. Kualitas informasi akuntansi menjadi relevan jika memenuhi unsur :
Predictive Value : membantu memprediksi hasil-hasil yang akan diperoleh di masa-masa yang akan datang.
Confirmatory Value : membantu mengkonfirmasi kebenaran ekpektasi sebelumnya.
Informasi akuntansi akan menjadi relevan jika dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang peristiwa di masa lalu dan membantu memprediksi peristiwa masa depan Hal ini penting dalam mengambil tindakan untuk menghadapi kemungkinan yang terjadi di masa depan.
- Dapat diuji (Realibilitas)
Realibilitas, juga dikenal sebagai keandalan. Hal ini menunjukan sejauh mana informasi secara akurat mencerminkan sumber daya perusahaan, perputaran modal, transaksi, dan lain-lain. Faktor ini adalah untuk membantu memberikan gambaran nyata atau realita yang tersaji dalam informasi akuntansi. Kualitas informasi akuntansi menjadi reability jika memenuhi unsur :
Lengkap (Completeness) — Laporan keuangan tidak boleh mengecualikan transaksi apa pun dan semua informasi yang penting tersaji sesuai kriteria penyajian secara wajar
Netral (Neutrality) — Informasi laporan keuangan tidak dibuat atas dasar kepentingan salah satu pihak. Baik eksternal maupun Internal
Bebas dari kesalahan (Free from error) — Sejauh mana informasi bebas dari kesalahan.
- Dapat diverifikasi (Verifiability)
Laporan keuangan harus dapat diverifikasi oleh akuntan-akuntan lain dengan metode-metode yang sama, dapat diuji. Sebagai contoh, informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dianggat dapat diverifikasi jika dua akuntan independen (misalnya akuntan publik atau auditor) dapat menyimpulkan berdasarkan verifikasi mereka bahwa transaksi dan keadaan yang terjadi terefleksi secara adil.
- Ketepatan waktu (Timeliness)
Ketepatan waktu adalah seberapa cepat informasi tersedia bagi pengguna informasi akuntansi. menyajikan informasi akuntansi tidak tepat waktu menjadikan informasi yang kurang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Hal ini penting untuk informasi akuntansi karena bersaing dengan informasi lainnya. Sebagai contoh, jika perusahaan mengeluarkan laporan keuangannya lebih dari setahun setelah periode akunting, pengguna laporan keuangan akan kesulitan untuk menentukan seberapa baik kinerja perusahaan saat ini.
- Dapat dipahami (Understandability)
Understandability adalah sejauh mana informasi yang ada dapat dipahami. Saat ini, laporan tahunan perusahaan biasanya berisi lebih dari 100 halaman, dengan kualitas informasi menyeluruh. Informasi yang dapat dimengerti oleh pengguna harus ada dalam laporan keuangan tersebut. Bagi perusahaan yang berkinerja buruk, adalah hal biasa menggunakan banyak istilah dan kalimat yang sulit dimengerti dalam laporan tahunannya sebagai upaya untuk menyamarkan kinerja yang buruk.
- Komparatif (Comparability)
Comparability adalah sejauh mana standar dan kebijakan akuntansi diterapkan secara konsisten dari satu periode ke periode lainnya. Laporan keuangan yang dapat dibandingkan harus sesuai dengan standar dan kebijakan akuntansi yang konsisten dengan apa yang diterapkan sepanjang periode akuntansi.
5. Peran Sistem Informasi Akuntansi yang Kuat dalam Membantu Perusahaan Untuk Bertahan di Masa-Masa Sulit
Sebelumnya sudah dijelaskan seperti apa masa-masa sulit yang kerap dialami oleh perusahaan, dan juga mengerti bagaimana standar Sistem Informasi Akuntansi dapat dikatakan berkualitas atau kuat. Sebenarnya peran utama Sistem Informasi Akuntansi dalam menyelesaikan masalah ini yaitu, Sistem Informasi Akuntansi menjadi landasan diambilnya keputusan. Berikut alasan mengapa dikatakan Sistem Informasi Akuntansi dapat membantu pengambilan keputusan perusahaan di masa-masa sulit :
- Sistem Informasi Akuntansi menyediakan laporan yang akurat dan tepat waktu sehingga ketika terjadi masa-masa sulit yang membutuhkan langkah khusus, perusahaan bisa meninjau dari formulir dokumen, laporan pemasukan, yang diamana hal tersebut bisa diperoleh dari SIstem Informasi Akuntansi.
- Sistem Informasi Akuntansi bisa memperbaiki kualitas dan juga bisa mengurangi biaya produksi dan juga jasa, bagi perusahaan yang sedang mengalami krisis keungan hal ini sangat diperlukan karena biasanya perusahaan yang mengalami krisis keuangan berorientasi bagaimana caranya meminimalisir pengeluaran.
- Sistem Informasi Akuntansi dapat meningkatkan efisiensi di berbagai bidang terutama bidang keuangan yang tentunya sangat membantu perusahaan untuk menjadi lebih efisien dalam memberlakukan kebijakan.
Leave a Reply