Dalam dunia bisnis, ada 2 istilah yang terkenal mirip, yaitu ‘Hutang’ dan ‘Piutang’. Hutang piutang adalah aset aktiva dalam suatu usaha.
Meski mirip, namun istilah hutang piutang sangatlah berlawanan.
Pengertian Hutang Piutang
Pengertian hutang atau pinjaman adalah tanggungan wajib yang harus dibayarkan sebagai bagian dari transaksi pembelian suatu barang atau jasa secara kredit, dan harus dibayar dalam jangka waktu tertentu.
Dalam dunia akuntansi, hutang artinya hal ekonomis yang dikorbankan untuk kebaikan kita di masa depan yang berbentuk penyerahan aktiva dan jasa, serta sudah ada kesepakatan dengan dua belah pihak di masa lalu.
Para ahli juga juga turut mendefinisikan istilah hutang yakni sebagai kewajiban yang harus dibayar, baik itu dalam bentuk tunai, surat berharga, saham, obligasi, tanda bukti hutang, surat pengakuan hutang, dan lain sebagainya.
Menurut Kieso et. Al (2008:172), hutang adalah suatu hal ekonomis yang dikorbankan untuk masa depan agar mendapatkan manfaat ekonomi.
Ia lebih lanjut juga menjelaskan bahwa hutang berbeda dengan piutang karena menyediakan jasa atau mengirim aktiva ke entitas lainnya di masa depan sebagai bentuk dari transaksi masa lalu.
Utang usaha atau dagang yang dilakukan dengan kredit, bisa berbentuk dalam pinjaman atau hutang lancar, tidak lancar, dan macet.
Pinjaman lancar yaitu kewajiban perusahaan yang sudah lunas sebelum jatuh tempo. Sedangkan, pinjaman tidak lancar yaitu kewajiban perusahaan yang sudah lunas tapi mengalami keterlambatan yang kurang dari 30 hari.
Selanjutnya, pinjaman macet adalah kewajiban perusahaan yang tidak bisa dilakukan atau terlaksana setelah jatuh tempo lebih dari 30 hari.
Karena itu, pengelolaan keuangan perusahaan memiliki hubungan yang erat dengan bagaimana mereka mengelola hutang sesuai dengan pengamatan, perencanaan, dan penilaian yang baik.
Di sisi lain, pengertian piutang adalah uang tunai atau non tunai dan barang yang dipinjamkan oleh seseorang.
Piutang juga berarti tagihan uang atau barang dari seseorang ke orang lain yang meminjam uang atau barang tersebut.
Sedangkan, menurut ilmu akuntansi, istilah piutang adalah pemberian pinjaman berbentuk uang tunai atau nontunai ke perusahaan/badan usaha atau orang lain.
Apabila dilihat secara garis besar, hutang piutang mempunyai definisi mirip karena sama-sama berupa uang pinjaman.
Perbedaan Hutang Piutang
Meski memiliki pengertian yang mirip, hutang piutang memiliki perbedaan juga.
Pertama, hutang merupakan hal wajib yang harus Anda bayar ke orang yang meminjamkan uang atau barang.
Jika Anda seorang pebisnis, maka berhutanglah hanya untuk pengembangan bisnis.
Seperti contoh, Anda boleh meminjam hutang untuk membeli kebutuhan produksi atau untuk menambah jumlah karyawan.
Selain itu, meminjam uang hanya untuk kepentingan bisnis sangat penting karena hutang itu nantinya akan tertulis di neraca keuangan.
Nah, di neraca keuangan tersebut nantinya akan ditulis juga kegunaan dari pinjaman modal usaha atau uang tersebut.
Berbanding terbalik dengan hutang, piutang adalah uang atau barang yang merupakan kepemilikan perusahaan tapi belum dilunasi oleh pembeli.
Jadi, piutang juga bisa diartikan sebagai hasil penjualan yang uangnya masih ada di pelanggan.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan akan menjual 20 unit kulkas ke toko elektronik dengan harga 100 juta rupiah.
Tapi, toko elektronik tersebut akan membayar uang sebesar Rp 100 itu di akhir bulan nanti.
Dari contoh tersebut maka bisa diambil kesimpulan kalau perusahaan itu akan menerima uang sebanyak Rp 100 juta nantinya di akhir bulan.
Namun, karena belum sampai pada waktu akhir bulan, maka uang tersebut masih ada di toko elektronik tersebut. Nah, uang Rp. 100 juta inilah yang dimaksud sebagai piutang.
Dari penjelasan di atas, Anda sudah lebih paham tentang perbedaan hutang piutang, bukan? Nah, selanjutnya mari simak jenis-jenis hutang yang perlu Anda ketahui dalam akuntansi untuk mengetahui perbedaan.
Tips Mengelola Hutang Piutang Perusahaan
Tidak peduli seberapa besar ukuran usaha Anda, membayar tagihan akan selalu menjadi bagian dari itu.
Apakah itu hanya sesekali untuk membayar atau adanya staf/departemen khusus dalam mengelola hutang dan ribuan faktur.
Dengan menerapkan praktik bisnis terbaik, Anda dapat merampingkan proses hutang dan bersiaplah untuk bertumbuh di masa depan!
Berikut adalah cara sederhana untuk membantu Anda berhasil mengelola hutang dan piutang:
1. Sederhanakan Proses Akun Hutang Anda
- Mengurangi jumlah cek berjalan; dua per bulan paling banyak.
- Ketika staf akuntansi mempersiapkan cek berjalan, mereka harus memiliki cadangan faktur siap dan faktur yang disetujui oleh kepala departemen sebelum siap ditandatangani.
- Berdayakan staf untuk membuat keputusan mandiri tanpa membahayakan mereka. Keputusan untuk melakukan pembayaran parsial pada saldo yang lebih besar, atau menunda pembayaran kepada vendor yang memiliki toleransi yang lebih tinggi pada tanggal jatuh tempo adalah beberapa contohnya.
2. Penerapan Teknologi
- Menganalisa dan mengurangi kesalahan seperti membayar jumlah yang tidak benar, membayar terlalu dini atau terlalu lambat.
- Pastikan modul hutang akun Anda disiapkan dengan benar sehingga transaksi mengalir dengan baik. Anda mungkin perlu menggunakan konsultan untuk memastikan software akuntansi dan akun modul hutang dikonfigurasi dengan benar, atau Anda dapat menyebabkan lebih banyak masalah.
- Memasukkan istilah untuk masing-masing vendor di mana sistem dapat default untuk, seperti Net 30, Net 60, dll. Syarat sering disediakan oleh vendor, dan biasanya dicetak di muka faktur mereka.
Hutang adalah uang yang bisnis Anda hutangi, seperti tagihan yang belum dibayar dan faktur untuk perlengkapan kantor, peralatan komputer dan biaya iklan, dan muncul pada neraca sebagai kewajiban.
Pengelolaan arus kas secara efektif dan harus dijaga untuk tetap sehat secara finansial, pemilik bisnis harus tahu berapa banyak uang yang masuk dan akan keluar dalam bisnis.
Hutang piutang biasanya diharapkan akan dibayar dalam waktu 15, 30 atau 90 hari. Hal ini membuatnya penting untuk melacak dan mengelola hutang.
Leave a Reply