Forecasting atau peramalan adalah proses memproyeksikan perkiraan penjualan dan pendapatan di masa yang akan datang. Metode forecasting dibagi menjadi dua yaitu top down dan bottom down, berikut penjelasannya.
Forecasting ini dilakukan dengan cara menyeimbangkan data penjualan masa lalu dengan informasi seperti kondisi pasar, politik, cuaca, dan lainnya yang dapat membantu memprediksi penjualan di masa yang akan datang.
Forecasting juga dapat membantu Anda merencanakan strategi, produksi, dan distribusi untuk tahun yang akan datang. Salah satu pendekatan statistik untuk membuat prediksi penjualan adalah
Definisi Top-Down Forecasting
Top-down forecasting dimulai dengan tampilan makro. Metode peramalan ini dimulai dengan gambaran besar atau perusahaan secara keseluruhan kemudian memecahnya menjadi bagian-bagian komponen seperti ke masing-masing departemen, produk, dan layanan.
Dengan kata lain, metode ini mulai dari hal yang umum hingga ke spesifik. Misalnya, dalam perkiraan penjualan untuk industri bisnis Anda.
Untuk tujuan penganggaran keuangan, anggaran agregat akan dihitung menggunakan pedoman dan praktik industri sejenis yang terbaik. Mereka kemudian akan dialokasikan ke departemen tertentu dan akhirnya ke produk dan layanan tertentu.
Keuntungan Top-Down Forecasting
Top-down forecasting bekerja dengan baik jika kekuatan pasar untuk item produk dan area pasar sama.
Kelemahan Top-Down Forecasting
Forecast atau peramalan sangat penting untuk perencanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang tepat.
Hal ini diperlukan untuk memantau arus kas, mengidentifikasi titik impas, menilai kemampuan pengembalian hutang, mengamankan pembiayaan dari luar, dan memaksimalkan laba.
Melakukan forecasting untuk usaha Anda merupakan hal yang penting.
Definisi Bottom-up Forecasting
Berbeda dengan top-down forecasting, bottom-up forecasting dimulai dengan tampilan mikro dan kemudian dibangun ke tampilan makro. Anda dapat memulainya dengan penjualan produk individual dan perkiraan produksi.
Setiap departemen membuat proyeksi mereka ke depan kemudian dijumlahkan dengan departemen lain menjadi satu dan membentuk gambaran yang besar. Dengan kata lain peramalan ini mulai dari yang spesifik ke yang umum.
Keuntungan Bottom-up Forecasting
Keuntungan dari sistem bottom-up adalah memusatkan perhatian pada asumsi yang mendasari penjualan secara spesifik, pengeluaran, margin laba untuk setiap produk dan layanan.
Dalam peramalan bottom-up, manajer dan karyawan banyak terlibat dalam proses perencanaan dari pada sistem top-down.
Bottom-up forecasting sangat membantu Anda untuk menetapkan penjualan, produksi, dan tujuan perekrutan untuk mengalokasikan sumber daya ke barang-barang tertentu sesuai tujuan Anda.
Selain itu, peramalan cenderung lebih akurat untuk bisnis yang bersifat musiman atau yang mengalami perubahan luas untuk penjualan dan laba.
Kelemahan Bottom-up Forecasting
Salah satu kelemahan dari peramalan bottom-up adalah bahwa kesalahan di tingkat mikro akan terbawa ke level makro. Terlebih jika mereka sedang melakukan ekspansi bisnis.
Sehingga asumsi-asumsi harus selalu diperhatikan dan ditingkatkan seperlunya. Sistem top-down dan bottom-up memiliki kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri.
Model terbaik adalah yang bergantung pada sifat dari setiap bisnis yang dijalankan. Namun, ingat peningkatan konstan dalam keterampilan forecast/peramalan adalah hal yang wajib untuk kesuksesan jangka panjang.
Leave a Reply