Pentingnya Strategi Kerjasama dari Pengalaman Digital Marketing
Pertama kali masuk ke dunia digital marketing tentu bukan hal mudah bagi saya yang tidak ada latar belakang di dunia IT (teknik informatika). Niat yang penuh dan menggebu membulatkan saya untuk bisa menggunakan platform ini. Untuk mengejar ketertinggalan saya, belajar secara otodidak melalui pembahasan-pembahasan di berbagai website yang saya dapatkan dari mencarinya di Google. Perlahan akhirnya saya bisa menguasai strategi digital marketing untuk menjual produk, dan akhirnya sampai dengan saat ini saya masih menikmati hasilnya.
Di tengah kumpul kecil-kecilan dengan teman sewaktu SMA di Jogja, bertemulah saya dengan teman yang bisa dimintai tolong untuk membuatkan website. Kebetulan dia lulusan IT dan mempunyai usaha jasa web developer (jasa pengembang website). Setelah diskusi, saya berikan sejumlah uang sebagai biaya jasa membuat website kepada teman saya tadi. Tidak butuh waktu lama, jadilah website pertama saya menggunakan WordPress dengan domain Kaosmurahku.com yang sampai saat ini masih eksis dan terus menghasilkan.
Setelah punya website langsung dapat pesanan? Tentu saja belum, website saya perlu dioptimasi dengan strategi search engine optimization (SEO) seperti yang saya kerjakan di blog gratisan sebelumnya. Namun kendalanya, waktu itu saya tidak punya banyak waktu untuk mengerjakannya dikarenakan memang sedang ada beberapa pekerjaan lainnya. Agar website saya muncul di halaman pencarian google sehingga dapat menghasilkan maka mau tidak mau harus dikelola dan dioptimasi, bertemulah saya dengan seorang copywriter (penulis) yang dapat membantu saya membuat artikel/tulisan untuk mengisi website. Sepakat dengan nominal tertentu, website saya mulai naik peringkat pencariannya berkat artikel-artikel darinya.
Pengalaman mengelola saluran Youtube juga tak kalah mengasikan, selain tentu saya bisa langsung jualan produk saya sendiri, beberapa perusahaan rupanya ada yang mau membayar saya untuk mengulas produk mereka di saluran Youtube. Biasa sih orang bilang sebagai endorse (promosi berbayar). Saya diminta mereka untuk mempromosikan produk/layanan yang mereka pasarkan. Tujuannya untuk memberikan pesan positif terhadap produk yang mereka jual melalui ulasan di video saya, tentu harapannya semakin banyak pemirsa (viewers) saya menggunakan produk mereka.
Saat ini sistem endorse atau promosi berbayar ini menjadi salah satu strategi pemasaran yang banyak digunakan oleh para pelaku usaha, baik itu bekerja sama dengan para pembuat konten di Youtube maupun selebgram di Instagram. Cara ini banyak dipilih pelaku UKM karena dianggap lebih efektif karena memang biasanya pembuat konten baik di Youtube maupun di Instagram, mereka mempunyai basis pemirsa yang cukup layak, dan apa yang direkomendasikan endorser cenderung akan mereka gunakan. Di sanalah menariknya digital marketing dengan sistem endorse ini.
Di dunia digital marketing, kadang kita tidak bisa berjalan sendiri. Itulah setidaknya yang saya pelajari sampai dengan saat ini, baik saya dari kacamata pelaku UKM maupun saya yang juga biasa mengelola konten pesanan klien. Mengelola strategi digital marketing membutuhkan upaya yang sama kerasnya dengan dunia pemasaran offline. Banyak sekali pelaku usaha yang berkeinginan besar untuk memasarkan produknya melalui digital marketing, namun sayangnya tidak banyak dari mereka yang mempunyai kapasitas untuk mampu bersaing di dunia digital marketing. Alhasil, tak sedikit dari mereka yang tidak mendapatkan apa-apa, karena memang yang mereka kerjakan di dunia digital marketing tidak optimal.
Berbagai Pihak Profesional untuk Kerjasama dalam Digital Marketing
Untuk mengoptimalkan strategi digital marketing, sebenarnya tidak harus kita kerjakan sendiri jika memang kita tidak memiliki kapasitas di sana. Sangat bagus memang jika kita mau mengerjakan sendiri, namun jika kita benar-benar mampu saja. Jika tidak, ya jangan dipaksakan. Gandenglah pihak profesional yang bisa membantu strategi pemasaran digital marketing kita. Seperti yang saya kerjakan saat harus membuat website pertama kali, saya meminta tolong web developer untuk membuatkannya. Atau pada saat saya butuh mengoptimasi website agar muncul di halaman pencarian Google, saya menggunakan jasa seorang copywriter untuk memproduksi artikel-artikel di website saya.
Jika memang sahabat UKM memiliki keterbatasan di kapasitas, maka ‘berkolaborasilah’. Berikut diantaranya beberapa kerjasama yang bisa dilakukan dalam digital marketing:
- Menggunakan jasa desainer untuk mendesain beberapa kampanye di media sosial.
- Menggunakan jasa fotografer untuk menghasilkan foto produk yang bagus agar calon konsumen tertarik membeli.
- Menggunakan jasa web developer jika mau membuat website untuk memasarkan produk.
- Menggunakan jasa copywriterjika butuh konten untuk mengisi website.
- Menggunakan jasa endorser seperti Selebgram ataupun Youtuber untuk memasarkan produk.
- Menggunakan jasa digital agency untuk membantu pengelolaan strategi digital marketing khususnya pada konten media sosial dan iklan berbayar. Digital agency sendiri merupakan sebuah usaha yang memiliki layanan yang dapat membantu perusahaan lain dalam merencanakan dan menjalankan serta menyajikan laporan dari pelaksanaan strategi digital marketing untuk produk atau jasa mereka.
Kelebihan kita berkolaborasi dengan pihak profesional, tentu kita akan mendapatkan hasil pekerjaan yang bisa saya katakan lebih bagus dibandingkan yang kita kerjakan sendiri. Karena memang mereka itu ahli di bidangnya. Pekerjaan yang dikerjakan oleh ahlinya akan membuahkan hasil yang bagus. Saya pribadi sangat meyakini itu. Sehingga untuk beberapa pekerjaan saya lebih memilih untuk menyerahkannya kepada mereka.
Kekurangan dalam bekerjasama dengan para pihak profesional tersebut biasanya terlalu mahal di harga jasanya, terutama bagi para pelaku UKM. Selain itu, kita sebagai pengguna jasa biasanya harus melakukan komunikasi berulang kali karena yang dihasilkan oleh pihak profesional belum tentu sesuai dengan ekspektasi yang kita inginkan. Itu artinya, kita lebih banyak membuang waktu. Walaupun begitu, sebenarnya hal-hal di atas bisa kita kurangi jika pada saat negosiasi awal, jelas mana yang harus dikerjakan mana yang tidak.
Leave a Reply